Rabu, 28 Januari 2015

Tahapan - Tahapan dalam fotography

"Ada tiga tahapan fotografi yang harus dipelajari: ISO Speed, Aperture dan Shutter Speed ​​"
ISO adalah sensitivitas kamera terhadap cahaya. Jika Anda menetapkan nomor ISO tinggi, kamera Anda akan lebih sensitif terhadap cahaya, yang berarti Anda akan dapat bekerja dalam kondisi cahaya rendah. Tapi ketika anda menyetelnya terlalu tinggi, dan Anda akan membuat graininess tidak diinginkan dalam foto Anda.
Aperture menentukan berapa banyak gambar dalam fokus, tetapi juga dampak cahaya. Sejumlah F-Stop rendah memungkinkan dalam banyak cahaya sementara juga menciptakan banyak blurriness di latar belakang. Sejumlah F -Stop yang tinggi juga memungkinkan banyak kurang cahaya dan menyebabkan segala sesuatu berada dalam fokus.
Shutter Speed ​​menentukan seberapa cepat kamera Anda Mengunci gambar. Shutter speed yang lambat memungkinkan lebih banyak cahaya ( karena shutter menutup perlahan-lahan ) dan kecepatan rana memungkinkan dalam waktu kurang cahaya. Anda harus menyeimbangkan tiga hal itu untuk memberikan DSLR atau kamera Anda cukup cahaya, dan juga menciptakan efek yang Anda cari, sekian dulu triks nya semoga sukses.

Rabu, 21 Januari 2015

Fotografi makro dengan lensa kit standar 18-55mm

Assalamualaikum Wr.Wb.

Fotografi makro adalah foto obyek atau subyeknya terbilang cukup kecil, tujuannya adalah untuk mendapatkan pembesaran sehingga detail dan keindahan yang sangat menakjubkan bisa di dapatkan memalui jepretan kamera. ya contohnya kayak tetesan air, semut, belalang, capung, siput, dan target kecil lainnya.

Di Indonesia tanah air tercinta ini, menurut sorotan saya pribadi lo, itu penggila foto makro sepertinya memiliki fotografer makro terbanyak di dunia. ngak percaya, Di beberapa website atau situs internasional, kebanyakan foto makro yang memiliki rating luar biasa itu banyak berasal dari fotografer Indonesia. Masih ngak percaya, coba saja cari di internet dengan kata kunci komunitas foto makro atau macro photography community itu sangat susah di temukan kecuali di indonesia. hehehe

Oke dari pada saya banyak cing cong, mending langsung ke utama topik aja. Sejujur-jujurnya saya juga sama dengan sobat semua bahkan saya sangat-sangat baru di dunia photography apa lagi makro. kebanyakan fotografer hanya bisa mengagumi foto-foto makro yang sangat indah di pandang mata, tanpa bisa memproduksinya, kok bisa gitu. yang jelas ngambil foto makro itu ngak semudah membalikkan telapak kaki, selain lensanya suangat mahal, kesabaran seseorang juga sangat di uji dengan serangga yang ngak bisa diem. Tapi sobat jangan kawatir, itu lah untungnya jadi pemula seperti saya, saya belum memiliki yang namanya lensa makro apalagi menggunakanya, jadi tenang aja saya siap menemani sobat yang belum punya lensa makro. hehehe

Oke dari tadi saya cing cong mulu dah. jepret foto makro bisa sobat lakukan hanya dengan membalikkan lensa kit biasa yang biasanya memiliki focal lenght 18-55mm. rata-rata foto makro yang pernah saya ambil itu merupakan hasil dari membaikkan lensa kit biasa.

ada beberapa cara dalam pelaksanaannya yaitu:
  1. saat membaikkan lensa usahakan menggunakan reversed ring agar debu tidak berhasil masuk kedalam ruang sensor. kalau ngak punya reverse ring lensanya di lakban aja ke body kamera.hehehe
  2. kalau pengen hunting usahakan tidak dalam tekanan perkerjaan atau sebagainya karena yang di butuhkan adalah enjoy agar tidak emosi dengan kelakuan si target yang ngak bisa diem.
  3. makan secukupnya, agar tangan tidak bergetar yang mengakibatkan shake pada foto. dalam fotografi makro, semakin extreme pembesarannya, maka akan semakin tinggi getarannya.
  4. untuk macro close up, di sarankan menggunakan flash yang telah di pasang diffuser (penyaring cahaya,saya dulu menggunakan botol shampo tapi sekarang sudah pake kertas putih di atas lensa kamera.xixixi) bertujuan agar bisa mendapatkan detail tajam dari wajah serangga tanpa flat atau cahaya yang terlalu keras
  5. sebelum nyopot sang lensa kit, atur di mode manual dengan pengaturan ISO/100-400, F8-11, Speed, 1/80-200. semua itu tergantung penyesuaian cahaya di lapangan.
  6. perbanyak nembak foto sebelum mendapatkan hasil yang memuaskan.
  7. nah untuk macro close up atau wajah dari seekor capung,belalang, semut dan lain2 lah, itu kelemahan lensa kit adalah DOF atau ruang tajamnya sangat sempit sehingga kita tidak bisa mengambil foto wajah DOI secara fokus keseluruhan. tapi ada cara aman kok. yaitu dengan menggunakan tekhnik stacking, tekhnik stacking merupakan tekhnik di mana kita mengambil beberapa foto dengan fokus yang berurutan mulai dari depan hingga belakang wajah, kemudian dari beberapa foto tadi di jadikan satu dengan menggunakan aplikasi photoshop atau zerene stacker. nah kalau itu mohon maaf saya tidak bisa jelaskan secara rinci karena sangat panjang pelajarannya hehehe, Cari aja di youtube ya. kata kuncinya how to stack macro photo, macro stacking atau cara menumpuk foto makro gitulah maksudnya. hehehe
  8. kenali sifat serangga yang akan kita bidik, kebanyakan serangga akan sangat agresif jika kita samperin, usahakan jangan menjadi ancaman bagi mereka, bergerak dengan diam2 dan tidak terlihat terlalu mencolok merupakan ide bagus. jika ada serangga yang tidak bisa diem jangan sekali2 membunuhnya, saya pernah hampir frustasi mengambil foto wajah seekor semut, tapi kemudian saya memberikan hadian berupa air gula untuk dia minum hingga kenyang dan kemudian menyuruhnya lari hingga kecapean. hehehehe. kalau udah diem ya tinggal jepret sepuasnya kan. yang terpenting dia dalam keadaan sehat walafiat gi manapun caranya. jangan menjadi seorang fotografer monster bagi mereka.

mungkin hanya itu penjelasan singkat saya, saya mohon maaf jika belm bisa menjelaskannya secara detail karena jika di jelaskan secara rinci mngkin akan sangat panjang sekali. hehehe
semua yang saya tulis di atas merupakan berasal dari pengalaman pribadi saya sebagai fotografer pemula. tidak ada maksud lain melalui tulisan singkat dan berantakan ini melainkan ntuk berbagi semangat dan secuil ilmu kepada penggila fotografi di tanah air.


trimakasih, semoga bermanfaat.

Rabu, 14 Januari 2015

Pengertian dan jenis macrophotography

Fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan alat pembesar optik seperti mikroskopFotografi makro biasanya memiliki rasio 1:1 yaitu besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya. Sebagai contoh, pada film 35 mm, lensa harus dapat fokus pada area sekecil 24×36 mm, yaitu ukuran gambar pada film.
Optical scheme of close-up macrophotography.
Reversed lens macrophotography optical scheme.
Optical scheme of macrophotography using reversed-lens and telephoto lens.
Optical scheme of macrophotography using infinity corrected microscope objective and telephoto lens.
Optical scheme of macrophotography using extension tube.Untuk fotografi makro, lensa makro adalah pilihan yang tepat. Lensa tipe ini biasanya memiliki perbesaran 1:1 atau bahkan lebih. Namun sayang, lensa makro identik dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, anda dapat menggunakan alternatif lain seperti menggunakan extension tube, reverse ring atau filter close up. Berikut adalah cara cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan foto makro dengan biaya yang murah.Cara pertama adalah dengan Filter close up.Filter close up adalah filter yang dipasang di depan lensa (seperti filter biasa) yang fungsinya seperti kaca pembesar yhang berguna untuk mendapatkan pembesaran fokus yang diinginkan. Dengan cara ini walaupun tidak memiliki lensa makro, dengan lensa kit biasa juga sudah bisa digunakan untukfoto makro.Cara kedua adalah menggunakan reverse ring. Sebenarnya cara kerjanya reverse ring ini sama dengan membalik lensa agar bisa digunakan untuk foto makro. Reverse ring hanya sebuah alat bantu yang funsingnya untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dibalik.Cara ketiga adalah dengan makro extention tube. Extention tube ini berbentuk seperti pipa yang dipasang di antara badan kamera dengan lensa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jarak fokus yang lebih dekat agar bisa fokus untuk memotret benda yang kecil.Gunakanlah Aperture SempitMengeksekusi foto makro biasanya dilakukan dengan jarang yang sangat dekat. Dan foto yang dihasilkan akan memiliki ruang tajam (DoF) yang sangat sempit. Oleh karena itu, gunakanlah aperture sempit (f/8 keatas) untuk memperluas ruang tajam yang didapat.Cobalah untuk tidak menggunakan ISO tinggiJika alat yang anda pergunakan tidak memungkinkan mendapatkan perbesaran yang wah, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping, cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi akan menimbulkan grain pada hasil foto, terlebih ketika anda melakukan cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto.Pastikan kamera tidak shake/goyangDoF yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya untuk melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera tidak mengalami shake ketika akan melakukan eksekusi. Anda dapat menggunakan tripod jika ingin. Namun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan speed tinggi diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga.Gunakan bantuan cahaya lampu flashFoto makro yang dihasilkan dengan cahaya alami tentu saja sangat baik. Namun saya jarang sekali dapat mengeksekusi foto makro dengan setingan aperture sempit – ISO rendah – speed tinggi tanpa bantuan flash. Jika anda tidak memiliki external flash, anda dapat menggunakan internal flash pada kamera.Cobalah untuk selalu menggunakan manual fokusUntuk mendapatkan perbesaran maksimal, cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus. Caranya, setting lensa anda pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang pas.ini dia hasil gambar :                                           
                                                                                                                                                                                  
       



                                             
1.Journalism Photography :Photojournalism adalah bentuk khusus dari jurnalisme (mengumpulkan, mengedit, dan menyajikan bahan berita untuk diterbitkan atau disiarkan) yang menciptakan gambar agar dapat menceritakan sebuah kisah berita. Sekarang biasanya dipahami untuk merujuk hanya untuk gambar diam, tetapi dalam beberapa kasus istilah ini juga merujuk ke video yang digunakan dalam jurnalisme penyiaran. Photojournalism dibedakan dari cabang dekat lainnya fotografi (seperti fotografi dokumenter, fotografi dokumenter sosial, fotografi jalan atau fotografi selebriti) oleh kualitas dari:
Ketepatan waktu – gambar memiliki makna dalam konteks rekor baru-baru ini diterbitkan peristiwa.
Objektivitas – situasi tersirat oleh gambar adalah representasi adil dan akurat dari peristiwa yang mereka menggambarkan baik isi dan nada.
Narasi – gambar menggabungkan dengan unsur-unsur berita lainnya untuk membuat fakta-fakta relatable untuk penampil atau pembaca pada tingkat budaya.
Seperti penulis, wartawan foto adalah wartawan tetapi dia sering harus membuat keputusan cepat dan membawa peralatan fotografi, sering sedangkan terkena hambatan yang signifikan (bahaya fisik, cuaca, orang banyak).
2. Foto still life : Merekam gambar benda mati sehari2 secara artistik dengan mengunakan cahaya pembantu etc, termasuk makro (benda2 kecil).
3. Potrait Photograph : Potret fotografi atau potret adalah penangkapan dengan cara fotografi serupa dengan seseorang atau sekelompok kecil orang (potret kelompok), di mana ekspresi wajah dan dominan. Tujuannya adalah untuk menampilkan rupa, kepribadian, dan bahkan mood subjek. Seperti jenis lain potret, fokus foto adalah wajah seseorang, meskipun seluruh tubuh dan latar belakang dapat dimasukkan. Sebuah potret umumnya tidak snapshot, tapi gambar yang terdiri dari orang dalam posisi masih. Sebuah potret sering menunjukkan orang yang melihat langsung pada kamera.
Tidak seperti banyak gaya fotografi lain, subjek fotografi potret seringkali model non-profesional. potret Keluarga memperingati acara-acara khusus, seperti wisuda atau pernikahan, mungkin secara profesional diproduksi atau mungkin vernakular dan yang paling sering dimaksudkan untuk melihat pribadi bukan untuk pameran umum.
4. Foto comercial advertising : Foto diambil untuk keperluan promosi, biasanya di bikin menarik dengan bantuan editing dan computer graphics.
5. Foto Abstrak : Aliran abstrak dalam fotografi sebenarnya bisa disebut sebagai aliran para pemuja komposisi. Dengan demikian, seorang fotografer yang akan membuat foto abstrak akan mengisi kanvasnya dengan sebuah komposisi yang dilihatnya di alam. Dari sebuah realitas tiga dimensi yang ada, bisa tercipta jumlah tak terhingga komposisi foto abstrak ini.
6. Wedding PhotographyTipe ini merupakan salah satu yang paling popular karena setiap orang pasti ingin memiliki foto yang bagus pada momen penting mereka. Tipe ini membutuhkan fotografer yang berpengalaman karena dibutuhkan keahlian untuk menangkap momen-momen penting. Biasanya dibutuhkan lebih dari ratusan foto, baik berupa foto warna, BW (black and white), dan sepia.
7. Fashion PhotographyFotografi Fashion adalah genre fotografi yang ditujukan untuk menampilkan pakaian dan barang-barang fashion lainnya. Fotografi fashion yang paling sering dilakukan untuk iklan atau majalah fashion seperti Vogue, Vanity Fair, atau Allure. Seiring waktu, fotografi fashion telah mengembangkan estetika sendiri di mana pakaian dan mode diperkuat dengan adanya lokasi eksotis atau aksesoris.
8. Food PhotographyBiasanya digunakan untuk membuat kemasan suatu produk atau iklan. Hanya saja dibutuhkan keterampilan dan peralatan yang berkualitas baik untuk menangkap esensi dari makanan yang dijadikan sebagai objek foto.
9. Fine Art PhotographyFotografi tipe ini bertujuan untuk menangkap visi dari suatu karya seni. Biasanya tipe ini banyak ditemukan pada pameran dan museum.
10. Landscape PhotographyTipe ini merupakan kumpulan foto dari berbagai tempat yang biasanya digunakan pada kalender, kartu pos, dan memorabilia.
11. Wildlife PhotographyJenis fotografi ini bertujuan untuk mengambil foto dari beberapa hewan yang menarik ketika mereka sedang melakukan aktifitas seperti makan, terbang atau berkelahi. Biasanya foto diambil dengan menggunakan lensa telephoto yang panjang dari kejauhan.
12. Street PhotographyStreet Photography atau fotografi jalanan adalah aliran fotografi yang menarik.  Sedikit berbeda dengan fotojurnalistik yang fokusnya mengabadikan momen puncak/klimaks . Street photography bertujuan untuk merekam kegiatan sehari-hari .  Foto biasanya diambil dari jarak dekat dan fotografer berada disekitar objek daripada dari jarak jauh.
Fotografer harus dapat mengambil gambar dengan diam-diam tapi bukan sembunyi dan melakukannya dengan cepat dan lugas.
Peralatan fotograferjuga harus menunjang. Kamera klasik yang sering digunakan adalah kamera film buatan Leica. Saat ini, kamera SLR digital pun sudah sering dipakai. Lensa yang dipakai biasanya lensa pendek atau wide angle. 28mm, 35mm and 50mm biasanya adalah favorit fotografer jenis ini.
Memilih kamera digital SLR untuk fotografi jalanan cukup menantang, pertama kita memerlukan kamera berukuran kecil, tapi enak digenggam dan cukup responsif dalam auto fokus maupun saat mengambil gambar. Kamera saku kurang ideal dalam fotografi jenis ini karena kamera ini memiliki jeda dalam pengambilan gambar/ shutter lag.  Kamera berukuran kecil penting karena kita tidak ingin orang-orang di jalan memperhatikan kamera kita.
Gaya street photografi dan fotojurnalisme sering dipadukan dalam meliput acara seperti pernikahan. Contoh legenda street photographer adalah Henri Cartier-Bresson.
13. Underwater PhotographyUnderwater photography yang dalam bahasa Indonesia berarti fotografi bawah air bertujuan untukmendapatkan kehidupan bawah laut ke permukaan. Banyak orang yang tertarik tentang apa yang terjadi di bawah air dan fakta-fakta yang melingkupinya.
Ada 2 aliran fotografi underwater secara umum, yaitu Macro Photographer dan Wide Angle photographer. Macro photographer adalah mereka para peminat objek – objek kecil dari jenis ikan, kuda laut, nudibranch (siput), udang, kepiting, dll. Sedangkan Wide angle photography lebih memfocuskan diri untuk mengambil gambar sudut lebar terutama pemandangan bawah air. Kedua aliran tersebut membutuhkan spesifikasi peralatan yang berbeda.
14. Infra Red PhotographyDalam fotografi inframerah, film atau sensor gambar yang digunakan adalah sensitif terhadap cahaya inframerah. Bagian dari spektrum yang digunakan adalah disebut sebagai near-infrared untuk membedakannya dari jauh-inframerah, yang merupakan domain thermal imaging. Panjang gelombang yang digunakan untuk rentang fotografi dari sekitar 700 nm ke sekitar 900 nm. Biasanya suatu “filter inframerah” digunakan, ini memungkinkan inframerah (IR) lulus cahaya melalui ke kamera, tapi blok semua atau sebagian besar spektrum cahaya tampak (filter sehingga tampak merah hitam atau mendalam).
Bila penyaring ini digunakan bersama dengan film infra merah-sensitif atau sensor, sangat menarik “efek in-kamera” dapat diperoleh; palsu-warna atau hitam-putih gambar dengan penampilan mimpi atau kadang-kadang seram, dikenal sebagai efek Kayu “, “efek terutama disebabkan oleh dedaunan (seperti daun pohon dan rumput) sangat mencerminkan dalam terang cara yang sama tampak tercermin dari salju [1] Ada sebuah kontribusi yang kecil dari fluoresensi klorofil,. tapi ini marginal dan bukan penyebab sesungguhnya dari kecerahan terlihat dalam foto inframerah. Efeknya adalah dinamai pelopor fotografi inframerah Robert W. Wood, dan tidak setelah bahan kayu, yang tidak kuat mencerminkan inframerah.
Atribut lain dari foto inframerah meliputi langit sangat gelap dan penetrasi kabut atmosfer, yang disebabkan oleh hamburan Rayleigh berkurang dan hamburan Mie, masing-masing, dibandingkan dengan cahaya tampak. Langit gelap, pada gilirannya, menghasilkan cahaya inframerah kurang dalam bayangan dan refleksi langit gelap tersebut dari air, dan awan akan menonjol kuat. Panjang gelombang ini juga menembus beberapa milimeter ke dalam kulit dan memberikan susu untuk melihat potret, meskipun mata sering terlihat hitam.
15. Macro PhotographyFotografi makro adalah fotografi close-up. Definisi klasik adalah bahwa gambar yang diproyeksikan pada “film pesawat” (yaitu, film atau sensor digital) dekat dengan ukuran yang sama sebagai subyek. Lensa dirancang untuk makro biasanya di paling tajam mereka di jarak fokus makro dan tidak cukup sebagai tajam pada jarak fokus yang lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah makro telah digunakan dalam bahan pemasaran berarti bisa fokus pada subjek ini cukup dekat sehingga ketika inci 6 × 4 biasa (15 × 10 cm) cetak dibuat, gambar hidup-ukuran atau lebih besar Dengan 35mm film ini memerlukan rasio pembesaran hanya sekitar 1:4, yang menuntut kualitas lensa yang lebih rendah dari 1:1. Dengan kamera digital ukuran gambar yang sebenarnya jarang dinyatakan, sehingga rasio pembesaran sangat tidak relevan; kamera bukan mengiklankan jarak terdekat mereka fokus.
Metode ini sangat berguna dalam pekerjaan forensik, di mana detail kecil pada adegan kejahatan atau kecelakaan mungkin sering menjadi signifikan. Trace bukti seperti sidik jari dan tanda selip sangat penting, dan mudah direkam menggunakan macroscopy. retak permukaan dari produk pecah sangat mengungkapkan fraktografi menggunakan, terutama ketika difoto menggunakan cahaya melirik untuk menyoroti rincian permukaan.